BOLA57 NEW PROMO : BONUS REFERRAL 2,5% | HOT PROMO SBOBET : NEW MEMBER FREE 10% | CASHBACK BOLA 10% | LIVE CASINO 1,2% | BONUS WM CASINO 1%. .

Rintihan Mbak Fitri Yang Bohay Membahenol

No Comments
Rintihan Mbak Fitri Yang Bohay Membahenol
Rintihan Mbak Fitri Yang Bohay Membahenol

          Cersex - Perkenalkan namaku Sutiono namun teman-teman biasa memanggilku dengan sebutan Tio, biar keren menyesuaikan dengan fisikku yang rupawan. Saat ini umurku 21 tahun, tinggi 173cm, berat 65kg, hidung mancung, kuning langsat dan berwajah cukup manis terlebih gigiku juga gingsul. 

Saat ini aku hanyalah seorang pengangguran karena aku memang tidak mau kuliah meskipun ort uterus memaksa bahkan dengan iming-iming sebuah mobil. Praktis tanpa adanya kegiatan membuat imajiku mersemi, aku sering menghayal, berandai-andai dan membayangkan sesuatu yang jauh dari akal tidak terkesuali dalam urusan sex. Untuk masalah sex biasanya aku lakukan dengan coli sambil menonton bokep, phone sex atau membayangkan seseorang karena pacarku memang jauh diluar kota.

Salah satu obyek favoritku dalam berimaji adalah Mbak Fitri yang tak lain adalah tetangga sebelah rumahku sendiri. Umurnya sekitar 25 tahunan, tinggi 160an, kulit putih bersih, hidung mancung, rambut lurus sebahu dan berwajah cukup manis serta imut bertolak belakang dengan toketnya yang super jumbo (mungkin ukuran BHnya 36C). Dia sudah menikah sejak berumur 20 tahun atau sesaat setelah lulus SMA dan kini dikaruniai seorang anak yang berumur 3 tahunan. Meski begitu, bodi dan penampilanya masih terjaga bahkan melebihi bodi remaja yang ada di daerahku, karena dia memang suka beraerobik. Sementara suaminya bernama Wawan (35tahun) dan bekerja di sebuah kapal penyeberangan sebagai seorang teknisi serta sebulan sekali pulangnya.

Setiap pagi dan sore aku selalu standby di dalam kamar yang berada dilantai 2, berbugil ria sambil memaju mundurkan kocokan di kontol sambil memandangi tubuh seksi Mbak Fitri yang berpakaian mini nan press body berlenggak-lenggok mengikuti irama music di headphone-nya. Bisa di bilang aku selalu rutin coli minimal dua kali dalam sehari hingga membuat kontolku jadi kekar dan kasar meskipun panjangnya standart (panjang 16cm dan diameter 3,5cm) kecuali dibagian ujung bekas jahitan waktu di sunat ukuranya lebih besar.

Banyak yang bilang menghayal dan membayang adalah temanya setan, karena tidak mau berusaha namun memimpikan sesuatu yang lebih alias bermimpi di siang bolong. Namun semua itu tidak sepenuhnya benar, salah satu contohnya adalah aku meskipun itu satu diantara beribu. Hal itu bermula saat ada kabar mendadak dari keluarga suaminya, dimana mengharuskan Mbak Fitri untuk secepatnya pergi kerumah mertuanya karena Ibunya Wawan sedang sakit keras. Karena tidak bisa naik motor maka diapun memintaku untuk mengantarkan ke rumah mertuanya siang itu juga. agar lebih cepat, diapun memintaku mengambil jalan pintas yang melewati sebuah kawasan hutan dengan jalan yang berbatu.


Jujur sebenarnya aku ogah banget begitu mengetahui melewati jalan itu karena sudah rusak parah, cukup sepi dan jauh dari perumahan penduduk, namun karena Mbak Fitri merengek dan memohon akupun menyanggupinya. Pada akhirnya firasatku terbukti, tepat disaat berada di tengah hutan tiba-tiba ban motorku kempes dan memaksa kami untuk berjalan sambil menuntun motor dengan kondisi jalan naik serta berbatu. Untung ada pemandangan yang sangat indah di depan mataku sehingga mampu mengikis rasa kesal dan sesalku yakni tubuh Mbak Fitri yang dipenuhi peluh sehingga membuat bajunya sedikit basah dan menampakan tali BH dan CDnya meskipun samar-samar. Maklum ajalah dia berjalan sambil menggendong anaknya yang saat itu sedang menangis.

Diluar dugaan, ban kempes itu bukan akhir dari kesengsaraan kami melainkan menjadi sebuah awal yang buruk bagi Mbak Fitri. Setelah hampir 40 menit berjalan kami memutuskan untuk sejenak beristirahat di sebuah Pos Perhutani yang sepertinya sudah terbengkalai. Lumayan bisa beristirahat sejenak untuk mengambil nafas dan mengamati tubuh Mbak Fitri dengan lebih fokus, gumamku dalam hati sambil terus-terusan mencuri pandang. Namun tak berapa lama datang 4 orang yang berboncengan dengan mengendarai 2 buah sepeda motor, sepertinya pemburu karena mereka membawa senapan angin.

Awalnya mereka berbasa-basi ingin membantu kami namun entah apa yang terjadi, satu diantara mereka berbuat tidak senonoh setelah melihat toket jumbo Mbak Fitri pada saat ingin menyusui anaknya. Sebenarnya anaknya mengkonsumsi susu formula namun karena habis dan terus menangis maka Mbak Fitri berinisiatif memberikan ASInya. Spontan akupun marah dan mendorongnya hingga jatuh terjerembab ketanah, namun sedetik kemudian kedua temanya memegangi aku dan seorang lagi menendang perutku hingga membuatku terjungkal memuntahkan air yang baru saja kuminum. Melihat aku yang sudah tidak berdaya, merekapun semakin menjadi mengerjain Mbak Fitri tanpa memperdulikan anaknya yang menangis histeris.

Dengan sebuah pisau salah seorang pemburu itu memaksa Mbak Fitri untuk membuka toketnya lebar-lebar dan langsung menyambarnya dengan remasan-remasan kuat hingga membuat Mbak Fitri meringis kesakitan. Aku yang merupakan pengagum Mbak Fitri sekaligus memendam rasa cinta mendadak menjadi seorang pemberani dan kembali melakukan perlawanan dengan berlari menabrakan diri kearah lelaki itu hingga kembali membuatnya terjatuh. Usahaku menjadi seorang pahlawan cukup berhasil karena Mbak Fitri langsung menyambutku dengan pelukan hangat dan erat.

‘O0o…mau menjadi pahlawan ya? Kata orang yang aku tabrak sambil mengacungkan pisau

‘udah jangan lama-lama Bro,...penuhi saja keinginanya menjadi pahlawan! Kata seorang lainya

‘maksudmu apa, jangan ikut campur! Teriak orang itu

‘harus mati dulu biar bisa di sebut pahlawan…sahut seorang lagi

Mendengar itu keringat dinginku keluar, kakiku gemetar dan jantungku berdebar membayangkan pisau itu akan menusuk dan memotong-motong aku. Belum hilang rasa gemetar itu mendadak sebuah motor kembali berhenti di depan Pos itu dan dari penampilanya sepertinya dia teman mereka. Ternyata yang datang itu lebih dari teman mereka, tetapi Bos atau ketua mereka hal itu aku lihat dari bahasa dan percakapan mereka. Aku dan Mbak Fitri tetap dalam posisi berpelukan bahkan semakin aku pererat untuk mencuri-curi kesempatan. Lumayanlah sebelum mati aku bisa sedikit merasakan pantatnya yang bohay dan empuk toket jumbonya.

‘ngapain kalian mengganggu isteri orang, bagaimana jika dia adalah isteri atau keluarga kalian?? Bentak orang yang baru datang

‘tapi…tapi sayang banget kalau wanita secantik itu dicuekin! Kata orang yang aku tabrak

‘pokonya jika kalian mengganggu suami-isteri itu maka aku akan menembak kalian! Bentaknya

“tolong jangan ganggu isteriku, aku mohon…ambil saja barang-barang kami jika kalian mau! Kataku memanfaatkan situasi

Orang itu cukup disegani dan dari pembicaraanya itu aku simpulkan bahwa dia cukup menghargai status suami-isteri sehingga mendorongku untuk memanfaatkan kesempatan dengan mengakui Mbak Fitri sebagai isteriku sambil berharap dilepaskan. Sebuah colekan aku layangkan ke toket Mbak Fitri sebagai isyarat agar dia juga menganggap aku sebagai suaminya, tentu sambil mencuri kesempatan. Dengan sigap Mbak Fitri menyebut aku sebagai suaminya dan akan berkunjung kerumah mertuanya (ibuku#pura-pura) yang sedang sakit. Usaha kami cukup sukses, disamping menjamin keselamatan kami dia juga menghukum ke empat orang itu dengan meminta memasangkan roda sepeda motor mereka ke motorku agar kami segera dapat menjenguk ibuku.

‘om Tio ayo pulang…aku takut Om! Kata Anak Mbak Fitri polos

Bagaikan disambar petir, mendadak aku dan Mbak Fitri diam terpaku sambil menutup mulut anaknya, begitu pula dengan mereka yang melotot saling memandang. Sesaat kemudian orang yang paling belakang datang itu (ketuanya) menghampiri kami dan memukul perutku dengan kuat hingga membuatku kembali tersungkur. Dengan kata kasar dan makian dia terus memarahiku karena telah menipunya, meski begitu Mbak Fitri tetap aman tak tersentuh karena dia tetap berkomitmen bahwa Mbak Fitri adalah seorang isteri meskipun dia bukan isteriku. Sepertinya dia anggota Suami-Suami Takut Isteri atau mungkin juga dia memang sangat menghargai wanita sehingga tidak mau menyakiti atau menyentuhnya. Dan karena itulah dia menghukum kami dengan meminta kami berhubungan intim dengan harapan itu bisa membuat kami berdosa dan merasa sangat bersalah. Dengan begitu, dia tetap bersih tanpa menyentuh Mbak Fitri namun bisa menghukum. Tentu saja itu di tentang Mbak Fitri dan kembali memohon ampunan. Tak lupa akupun berakting menolak ML dengan menyebut bahwa Mbak Fitri sudah aku anggap kakak kandungku sendiri. Kata-kataku cukup melegakan Mbak Fitri dan membuat ketua pemburu itu terpancing serta berfikir dengan tetap memaksa kami bercinta maka aku akan dihantui bersalah seumur hidupku. 

YES AKU BERHASIL MEMANCING DI AIR YANG KERUH, gumamku dalam hati dengan perasaan senang dan lupa sakit yang kurasakan.

‘aku hitung sampai tiga…jika kalian tidak segera melucuti pakaian kalian dan bercinta maka aku akan membiarkan mereka memerkosa kamu! ancam ketua pemburu itu

‘udahlah Bos…biar aku aja yang mengeksekusi wanita jalang ini! Sambung lelaki satunya

“Maaf Mbak, jika memang salah…salahkan saja aku, jika berdosa…biar aku saja yang menanggungnya! Dari pada mereka berlima mending biar aku saja…aku mohon ijinkan aku menjamahmu!! Kataku membisik ke telinga Mbak Fitri

‘apalagi yang kalian bisikan, cepat lakukan! Satu…duaaa…tiiii…!!! bentak ketua pemburu sambil mulai menghitung

“iya…iya Pak!! Jawabku sambil memeluk Mbak Fitri

Kedua tangan langsung aku daratkan di kedua toket jumbonya yang kenyal dan membulat sempurna hingga membuat mereka semua tergoda. Sementara bibirku mulai menciumi leher putihnya, menjilat dan juga menghisapnya sambil membisik lirih ke telinganya. Hemmmm...anehnya aku sangat menikmati permainan itu, aku tak risih terlihat terangsang di depan mereka bahkan terasa semakin menggairahkan bisa memamerkan kebolehanku mencumbu di depan mereka. 

Tak lupa aku terus menenangkan Mbak Fitri dengan bisikan-bisikan lirih yang berisi kata maaf dan meyakinkanya bahwa itu memang yang terbaik, aku memang yang terbaik dan aku akan bertanggung jawab atas semua yang aku lakukan meskipun itu dibawah paksaan dengan akan menikahinya jika dia hamil atau merasa berdosa dengan suaminya. Mbak Fitri tetap terdiam tanpa jawaban ataupun gerakan balasan, namun perlahan-lahan dia mengurangi penolakanya hingga benar-benar diam karena pasrah. 

Emuah…emuah…emuah… ciumanku semakin menjadi dan tiada henti menjelajahi bibir, 

Leher dan dadanya mili demi mili hingga akhirnya membuat tanganya bergetar serta mengepal pertanda dia sedang menahan sensasi nikmat dariku. Benar saja, begitu tangan terampilku melepaskan ikat pinggang serta memelorotkan celana longgarnya kudapati CDnya sudah basah oleh lendir kenikmatan.

‘hahahahahaa…dasar munafik kalian berdua! Tadi ogah-ogahan sekarang malah ogah berhenti. Teriak orang itu sejenak membuat Mbak Fitri seperti terbangun dari mimpi basahnya

‘hahaha…benar Bos, mereka terlihat sangat menikmatinya! Kata salah seorang

‘kenapa berhenti, mau aku tembak?? Kata ketua itu

‘jika kamu tidak segera melanjutkan maka aku yang yang akan melanjutkanya! Sambung seorang lainya

“bagaimana ini Mbak? Tanyaku membisik

‘terserah kamu Tio, aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Jawabnya pasrah

‘tapi…aku gak mau NN (anaknya) melihatku begini. Tambahnya

Akupun duduk berjongkok dan sejenak berbincang dengan NN untuk membujuknya agar mau masuk menunggu kami diluar Pos namun dia menolak sambil memegangi kaki Ibunya. Untung otakku cukup encer untuk hal-hal seperti itu. aku membujuk NN untuk menunggu ayahnya di tepi jalan sambil memberikan selembar uang 5000an untuknya membeli es krim jika ada penjual lewat. Dengan pandangan polosnya dia menatap ibunya yang sudah acak-acakan dan kemudia berlalu dengan keluar Pos untuk menunggu kedatangan Ayahnya sambil duduk di samping motor.

‘Tio…tolong cepat selesaikan ini. Kata Mbak Fitri

“kalau anuku langsung dimasukin apa tidak sakit Mbak?? Tanyaku sambil menunjuk kontol

‘setelah semua ini usai…aku ingin bicara banyak denganmu! Katanya

Belum sempat kujawab tangan terampil Mbak Fitri langsung menangkap kontolku yang masih terbungkus oleh celana dan CD serta mengelusnya dengan gerakan seperti mengurut-urut. 

Aaaaaahhh… mimpi yang sempurna! 

Pukulan telak di perutku sudah tidak begitu terasa berganti nikmat yang teramat sangat menyebar ke seluruh tubuh. Bahkan tanpa memperdulikan ejekan dan makian para pemburu itu Mbak Fitri semakin bergerak aktif meskipun matanya tertutup rapat.  Dengan segera dia mengambil posisi jongkok dan langsung memelorotkan celanaku hingga ke lutut.

Sluuuuuuuuuuurrppp…sluuuuuuuurppp… Hisapan Mbak Fitri terasa sangat berbeda, tidak lagi ada beban terpaksa yang kurasakan. 

Yang ada hanyalah nafsu, nafsu dan nafsu yang membuat gairahnya semakin terarah pasrah. Sekilas kulihat Mbak Fitri sangat kagum dengan keadaan kontolku yang terlihat macho dan jantan. Begitu juga dengan pemburu itu yang tak sungkan memuji ukuran dan bentuk kontolku yang menurutnya sering kupakai ML. Ingin lebih menghayati hisapan bibirnya, maka akupun mengikuti sikapnya yang memejamkan mata namun tetap mencumbu dan meraba. 


Dalam sekejap aku lupa segalanya, lupa sedang disandera oleh para pemburu, lupa berada di tengah hutan dan lupa bahwa Mbak Fitri bukanlah pacar yang selama ini aku rindukan, yang kurasakan hanya nikmat syahwat sejuta watt yang menyengat sekujur tubuhku. Tanpa sadar akupun menggumam dan mendesah sambil terus memaju-mundurkan kepala Mbak Fitri yang melumat habis kontolku.

‘uhuuukkk…uhuuukkkk..!! suara Mbak Fitri tersedak

‘hahaha…dasar wanita jalang, giliran ngisep kontol aja merem-melek sampai tersedak! Kata salah seorang pemburu itu sambil merasa gemes dan meremas toket Mbak Fitri

‘aduuuhh…sakiiitt…aauuwwhh!! Teriak Mbak Fitri sambil menghindar menuju pelukanku

‘kamu mau apa? Ayo keluar sekarang juga! bentak kepala pemburu sambil menjambak rambut orang tersebut

‘kalian jangan macam-macam, lanjutin aja perintah Bos!! Bentak salah seorang kepadaku

“iya Pak! Jawabku sambil mendekap Mbak Fitri

“kamu gak apa-apa Mbak?? Tanyaku kepada Mbak Fitri

Ketiga orang lainya mengikuti ketua pemburu itu menuju keluar Pos dan aku tidak tahu apa yang terjadi diluar POS karena aku tidak berani keluar dan melihatnya. Sambil memeluk dan menenangkan isak tangisnya, aku kembali memanfaatkan situasi itu untuk meraih simpatinya dan menuntutnya melanjutkan perintah para pemburu itu untuk ML. tidak ada kata yang terucap atau anggukan kepala pertanda setuju darinya, namun aku tidak perduli karena nafsuku sudah meninggi. Dengan atas nama pemburu itu aku memaksa untuk kembali mencumbunya dan mengelus daerah selangkanganya.

Dalam sekejap Mbak fitri kembali menutup mata dan menggigit bibirnya untuk menahan desah dan gairah yang semakin mewabah. Tak berapa lama akupun berhasil memelorotkan CDnya dan menjamah jembutnya untuk yang pertama kalinya. 

WOOWW!!! Teriakku dalam hati mendapati jembutnya berwarna merah alias di beri cat rambut, sangat lebat dan cukup panjang namun tidak terlalu keriting sehingga cukup enak untuk dibelai. Aksi agresif tanganku yang terus menggesek memek membuatnya kewalahan menahan geli hingga akhirnya diapun meracau lirih sambil meremas pundakku serta sedikit-demi sedikit mundur hingga mentok di sudut dinding Pos itu.

“aku masukin ya Mbak, biar cepat selesai…keburu sore! Kataku yang dia jawab dengan anggukan

“berbalik Mbak…agak nungging sedikit ininya! Kataku menata posisinya

Akupun bersorak gembira karena akan segera menusuk memeknya dengan kontolku yang sudah sangat amat keras sekali. 

BLEEEEEESSSSSSSSSSSSSSSSSSSS…. sekali hentak kontolku langsung menyeruak bibir memeknya dan melenggang masuk kedalam memeknya yang ternyata masih cukup sempit sama seperti memek pacarku. 

Sungguh itu diluar dugaan, karena aku berfikir memek orang yang telah melahirkan anak akan cenderung lebar dan kendur. Dugaanku salah, memeknya terasa sangat nikmat bahkan melebihi sensasi yang kudapatkan dari pacarku sendiri. Mungkin yang membuatnya berbeda adalah pengalaman dan hobinya beraerobik. Remasan, himpitan, urutan dan juga hisapan terasa menyelimuti kontolku yang semakin terbiasa keluar-masuk di memeknya.

PLAKKK…PLAAAAKKKK…PLAKKK… suara becek dan tumbukan pahaku di pantatnya terdengar sangat indah, layaknya melodi surgawi yang mengiringi aksi cabul kami. 

Auw..auwww…aaahhh… kami meracau bersahut-sahutan tanpa memperduliakan pemburu itu masih ada ataupun tidak. 

Dan beberapa saat kemudian pengalamanku yang terbatas begitu jelas terlihat, aku tidak mampu menahan denyutan diujung kontolku hingga akhirnya spermaku menyemprot hebat kedalam memeknya. 

CROT…CROOT… CROOOOTTTTT…AAAAAAAAAAAAAAHHHHH… teriakan tertahanku membuat Mbak Fitri terkesiap dan membuka mata lebar-lebar sambil meliukan pantatnya mengeluarkan kontolku.

‘aduuuwwhhh…kok dikeluarin di dalam sih, aku sedang subur nih! Katanya terkejut

“aku…aku gak tahan Mbak! Jawabku sambil terengah

Mbak Fitri tampak semakin terkejut dan menyesal menyadari bahwa sebenarnya para pemburu itu tidak pernah kembali ke dalam Pos sesaat setelah keluar. Diapun melongok keluar untuk melihat anaknya yang ternyata masih setia menunggu Ayahnya sambil bermain dedaunan di pinggir sepeda motor. sambil menghela nafas lega diapun kembali fokus pada spermaku yang masih ada di dalam memeknya. Diapun berinisiatif mengeluarkan spermaku dengan mengangkat sebelah kakinya kebilah jendela sehingga membuat memeknya terlihat merah menganga. Spontan akupun kembali terangsang dibuatnya dan tanpa izin langsung mengambil posisi duduk berjongkok di depan memeknya. 

Sluuurrppp…sluuurrrppp… dengan segera aku mencium dan menghisap memek beceknya sambil menusukan jari telunjuk kedalamnya, maju-mundur mengorek dalam memeknya.

Mbak Fitri sempat bergidik menolak, namun itu hanya formalitas belaka agar terlihat tetap menolak meskipun hanya sesaat saja. Karena hanya dalam hitungan detik Mbak Fitri kembali melenguh nikmat meresapi setiap hisapan dan kocokanku. Dan endingnya bisa di tebak, pada akhirnya dia menjambak rambutku dan menuntun kontolku kea rah memeknya. 

BLESSSSSSSSSSS…AAAAAAHHHH… kali ini matanya tidak lagi memejam tetapi menatapku dengan penuh mesra dan berbinar penuh gairah. 

Namun sialnya tiba-tiba anaknya datang sambil berteriak-teriak memanggilnya dan menyebut ada sebuah truk yang datang. Spontan diapun mendorongku menjauhi tubuhnya dan bergegas memakai celana serta merapikan bajunya yang koyak. Begitu juga denganku yang langsung mengenakan celana dan baju tanpa sempat mengenakan CD. Dan untuk menutupi bajunya yang koyak akupun memberikan jaketku untuk dipakai. Ternyata truk itu milik Perhutani yang akan mengambil kayu hasil tebangan menuju kearah rumah mertuanya. Dengan dibantu beberapa orang motorku dinaikan kedalam bak truk dan kamipun diantar sampai kehalaman rumah mertuanya.

Di depan para keluarga suaminya kami menceritakan baru saja di begal dan dipaksa menyerahkan barang bawaan. Untung ada anaknya (NN) yang polos membenarkan ceritaku sambil mencontohkan bagaimana aku dipuku dan di tending sehingga mereka tidak berprasangka atau curiga. Ini adalah awal dari affairku dengan Mbak Fitri… 

Karena hari yang sudah terlalu sore dengan terpaksa akhirnya akupun mengikuti saran keluarga Mas Wawan untuk menginap dirumahnya dan kembali esok harinya. Malam itu semua keluarga yang datang tidur diruang tamu dengan beralaskan karpet lantai, tidak terkecuali aku dan juga Mbak Fitri ikut serta standby menjaga Ibu Mas Wawan yang sakit. Namun hingga menjelang jam 01:00 mataku sulit terpejam, pikiranku melayang mengingat kejadian siang itu dimana aku dan Mbak Fitri beradu nafsu meskipun dibawah ancaman para pemburu itu. sejalan dengan itu, kontolku menegang hebat seakan-akan ingin kembali merasakan memek Mbak Fitri dalam balutan suka sama suka. 

Oooohhh..indahnya jika itu terjadi, gumamku dalam hati sambil menyalakan sebatang rokok dan memandangi Mbak Fitri yang tidur terlelap membelakangiku. Ingin sekali tanganku meraba dan meremas pantat sintalnya yang berada tak jauh dari tanganku, tapi entah mengapa aku seakan tidak mempunyai keberanian untuk itu.

Kenapa gak matiin lampu aja? Bisik setan cabul merespon kegelisahan dalam hatiku dan lagi-lagi aku menurutinya terlebih aku sudah mempunyai jawaban jika ada yang menegurku. Maaf ya Mbak, aku ketagihan! Gumamku dalam hati sambil merebahkan diri sejejar tepat di belakangnya. 

Hal pertama yang kulakukan adalah menempelkan telapak tanganku dipantatnya seperti sebuah ketidak sengajaan sebelum akhirnya sedikit menggeseknya pelan. Reaksinya yang diam membuatku semakin berani dengan mulai menggaruk-garuk belahan pantatnya sambil sesekali menekan tepat dibelakang memeknya. Terus dan terus namun sama sekali tidak ada gerakan baik itu penolakan maupun respek yang mana justru semakin membuatku nekat menyingkap dasternya. Sialan, umpatku mendapati sebuah leging ketat mengamankan sepertiga kakinya padahal untuk menyingkap daster saja aku sudah cukup kesulitan.

Masa bodoh ajalah, kataku sambil tiduran miring dan mengeluarkan kontolku dari celah resleting celana dan menyusupkan tepat dibelahan. Meski gak masuk kedalam memek namun aksi gesek-gesekku membuat skujur tubuhku menghangat berselimut nikmat. Rasa geli dan sensasi takut ketahuan berpadu apik mengiringi nafsu briahiku yang sudah menyala-nyala. 

Aaaaaaaaaahhhh... sensasi itu semakin menjadi terutama dibagian ujung palkon, serasa ada percikan-percikan layaknya kembang api yang menyala. Sesekali aku merasakan kedutan dan jepitan dari belahan pantatnya sebuah isyarat jika Mbak Fitri merasakan gesekan kontolku, baik sadar maupun tidak sadar!

Sebenarnya Mbak Fitri tahu dan menikmati namun tetap memilih diam karena sedang dirumah mertuanya! Bisik setan meyakinkan dan melambungkan kenekatanku hingga membuatku lupa diri sedang apa, dimana dan dengan siapa. Saking bernafsunya aku sampai-sampai membuatku hilang kontrol hingga hanya dalam sekejap dipenuhi rasa nikmat yang teramat sangat dan puncaknya adalah sebuah semprotan sperma segar bagai gumpalan lahar yang panas nan kental menyirami selangkanganya. 

"Sialan, aromanya menyengat banget?! Kataku dengan sedikit panik dan buru-buru menarik mundur kontolku beserta menutup kembali dasternya. Pura-pura tidur ajalah, kataku sambil memejamkan mata dan berakting sok pulas padahal nafsuku masih sangat mengganas.

Setelah puas ngecrot akupun tertidur pulas hingga tanpa sadar jarum jam sudah menunjuk angka 07:30 dan akupun buru-buru ke kamar mandi untuk membasuh diri agar segar serta fresh. Saat berpamitan pulang Mbak Fitri nampak biasa saja bahkan cenderung berseri padahal dia menyadari siapa pemilik sperma yang menempel di CD dan selangkanganya. Ini sekedarnya buat bensin, katanya sambil memberikan sebuah amplop dengan setengah memaksa karena aku sempat menolaknya. 

Sesampai rumah aku baru membuka amplop itu dan rupanya bukan hanya berisi uang bensin namun juga secarik kertas berisi tentang sebuah kejujuran dari hatinya yang terdalam. Pada intinya sejak awal dia respek denganku sehingga memeknya mudah lubrikasi namun karena kami lakukan di depan orang, rasa malu dan risih mengikis nikmat yang ada. Sementara mengenai aksi kenekatanku semalam, dia rasakan sebagai sesuatu yang fenomenal, sensasional serta benar-benar menggugah adrenalin. Meski mengakui semuanya namun pada akhirnya dia menutup surat itu dengan kata yang menyakitkan dengan mengatakan bahwa itu adalah pertama dan terakhir, mengingat statusnya yang isteri orang.

Hingga hampir seminggu lamanya tidak ada kabar dari Mbak Fitri, SMS, chat dan telepon tak satupun yang dia balas. Sialnya keadaan itu membuatku semakin kepikiran, semakin teringat dan semakin terbayang bagaimana merdu suaranya ketika mendesah penuh nikmat. Tidak sampai disitu, beberapa saat kemudian aku melihatnya berjalan di depan rumah bersama suami yang sedang menggendong anaknya. Monggo Mas, teriak Mas Wawan menyapaku namun aku diamkan karena aku termangu dengan Mbak Fitri yang memilih menunduk tidak ikut menyapaku. Sialan bakalan lebih susah nih, pantes aja dia gak mau bales chat atau jawab telponku! Gumamku dengan hati penuh cemburu dan semakin membara ketika membayang tubuh mulusnya sedang dientot suaminya.

Malamnya aku nekat melompati pagar rumahnya dan merayap menuju arah jendela kamarnya untuk mengintip kedalam. Logikanya pasangan suami-isteri yang lama tidak pulang pasti akan dipenuhi kerinduan dan birahi namun nyatanya tidak demikian adanya. Meski Mbak Fitri seperti sengaja berpakaian lingerie nan seksi dan sempat memberikan pelukan, namun Mas Wawan hanya membalasnya dengan ciuman dan lebih memilih menunduk menutupi wajahnya yang sepertinya dipenuhi beban pikiran. Ngapain juga ngintip kalau Cuma begini, kataku sambil melompati pagar dan kembali kedalam rumah dengan penuh bahagia karena kecemburuanku tidak terbukti.

Esoknya samar-samar aku mendengar pembicaraan Mbak Fitri dengan penjual sayuran yang menawarkan ikan segar namun dijawab dengan gelengan kepala karena suaminya kembali kerumah ibunya dan mungkin lusa baru pulang kembali. KALAU SUDAH REJEKI MEMANG TIDAK KEMANA! Kataku penuh antusias untuk kembali menyapanya dengan kerinduan dan juga gairah yang membara. Tak lupa aku menyempatkan diri untuk membeli sekotak donut favorit anaknya dan bertamu untuk basa-basi sekedar menanyakan kabar mertuanya.

‘sudahlah Tio...lebih baik kamu pulang saja, gak enak dilihat tetangga! Katanya mengusirku

‘gak usah alasan...aku tahu apa yang kamu pikirkan! Jawabnya

“iya Mbak...jujur pikiranku memang mesum tapi yang akan aku bicarakan lebih dari itu! Jawabku

‘oke, buruan ngomong biar semuanya cepat selesai. Katanya tidak sabaran

“orang yang kemarin (pemburu) menelepon dan mengancam akan menyebarkan video kita! Kataku

‘apa? Kamu bercanda kan? Tanya Mbak Fitri yang kujawab gelengan kepala

“enggak! Mereka merekam dan barusan telepon aku! kataku sambil memasang wajah serius

‘apa yang harus kita lakukan? Tanya Mbak Fitri lemas

“nih baca sendiri Mbak... kataku sambil menunjukan sebuah chat


Tentu saja semua itu hanya sandiwara semata, dengan nomer baru aku membuat akun chat berbeda dan berkirim chat kepada diriku sendiri dengan sebuah peran ganda. Intinya chat itu meminta kami live streaming atau minimal membuat video ‘bercinta’ dengan durasi minimal 45 menit agar mereka tidak mengupload permainan terlarang yang direkam di hutan. raut panik, kesedihan dan pasrah terlukis jelas diwajahnya yang sayu memucat pertanda ideku telah berhasil mengenai sasaran. Lakukan sekarang atau aku upload ke youtube!! Chat terbaruku dari akun kedua semakin membuat Mbak Fitri syok!

‘masa sekarang? Kan ada Ana? Katanya semakin panik

“sayaaang...ayo dihabisin donutnya, abis itu cuci kaki cuci tangan terus bobok! Kataku kepada Ana

‘masa makan sambil tidur Om, nanti kerubutin semut! Katanya dengan mulut manyun

“kalau Ana mau bobok siang, nanti sore Om belikan es krim deh! Kataku merayu

‘es krim kotak ya Om?? Katanya memilih

“okey deh...buruan bobok! Kataku

‘ayo Mah...katanya sambil menarik tangan Mbak Fitri menuju sleeping bed depan TV

"Sama juga bohong, malah ngajakin mamah! Kataku menggeleng dan memilih mengalir saja mengikuti alur pikiran Ana, setidaknya Mbak Fitri sudah mau namun menunggu anaknya tidur. 

"Om ikut nonton Upin-Ipin yah?? Kataku turut duduk dibelakang Mbak Fitri yang sedang ngelonin Ana sehingga pantatnya nampak menantang kearahku. 

Tanpa membuang waktu aku langsung menggerayangi punggungnya, mencari tali BH-nya dan melepaskan pengaitnya sehingga membuat toketnya bebas bergelantungan di dalam daster. Di barah aku menyingkap bagian belakang dasternya dan langsung meraba-raba pahanya yang dipenuhi bulu lembut nan halus. 

"Ketat banget CD-nya? Gumamku sambil menengok kesana kemari hingga akhirnya menemukan sebuah gunting kuku dan menggunakanya untuk merobek CD-nya. 

Menyadari itu Mbak Fitri sempat menoleh dan memegangi tanganku agar tidak melakukan lebih dari itu namu tidak aku hiraukan. Justru tanganya yang berada di belakang aku paksakan untuk menggenggam kontolku yang suda aku keluarkan dari celana. Dia sempat menarik tanganya menjauhi kontolku namun tangan kananku yang menjambak jembutnya membuatnya menurut.

Cuihhh...cuiiihhh... dengan ludah yang aku lumurkan ke jari aku mulai menyerang selangkanganya, menggelitik dan menusuk-nusuk di sekitaran bibir memeknya yang mana langsung dia sambut dengan tarikan nafas panjang serta genggaman kuat di kontolku. 

Pada akhirnya kami saling mengocok kemaluan tanpa malu-malu, maklum sebenarnya dia juga menginginkan sentuhan namun penuh gengsi dan ketakutan. Tapi semua langsung berubah saat nikmat dan syahwat mulai memenuhi hatinya, kocokan penuh penghayatan dia berikan dengan mengikuti irama kocokanku di memeknya. Jika aku mengocok cepat diapun melakukan hal yang sama dengan kontolku, begitu juga ketika aku memijit-mijit klitorisnya diapun mengusap-usap palkon sehingga kamipun saling mendesis dan menyembunyikan itu dari Ana.

“Ana udah tidur Mbak! Kataku mengintip Ana dan membisik di telinganya

“ayo balik badan! Kataku menariknya kebelakang hingga terlentang

Tak ada jawaban darinya dan itu bukan masalah bagiku karena keinginanku adalah sambutan hangatnya bukan sekedar jawaban kata-kata. Dengan sekali tarik celana kolorku langsung luruh ke lantai dan akupun leluasa mengangkangi tubuhnya sambil menyuapi mulutnya dengan hidangan kontol yang super ngaceng. 

"AYO BUKA MBAK... pintaku yang sempat dia jawab dengan gelengan kepala sehingga untuk sementara waktu aku memilih menaruh kontolku tepat ditengah-tengah toketnya, menjepitnya di kiri dan kanan sebelum akhirnya aku goyangkan maju mundur. 

Dalam sekejap hembus nafas Mbak Fitri semakin tidak terkendali dan otomatis membuat bibirnya menganga penuh rasa dahaga. 

HLEBBB... kontolku ditelanya bulat-bulat maju-mundur teratur menikmati mulutnya yang basah, hangat dan tentu saja kelembutan bibirnya.

Meski sudah direspon positif namun aku tidak menurunkan rangsanganku, justru sebaliknya tanganku menjadi leluasa meraba dan menjamah pinggang beserta selangkanganya. Meski masih tersekat kain dasternya namun gesekan dan pijitan tanganku mampu melambungkan birahinya ke awang-awang, hal itu terlihat dari kuatnya hisapan di palkon serta remasan tanganya di pantatku. 

OOOUUGHHH...ENAK BANGET MBAK!! Pujiku seraya memberikan senyum tulus penuh sayang kearah pandangan matanya yang teduh berselimutkan nafsu. 

Untuk membuatnya menggila akupun berbalik dalam posisi merangkak untuk ber-69 style mencicipi memek yang sangat aku rindukan. 

OOUUGGHMMM... aroma khas kewanitaanya menyeruak begitu dasternya aku singkap, begitupun dengan jembutnya yang ramai-ramai menyapaku dari sela pori-pori CD-nya yang berenda. 

HMMMM....EMUAH...EMUAH... sambil meniupkan hawa panas nafasku untuk memberikan rangsangan lebih aku membenamkan wajahku tepat ditengah-tengah pahanya yang masih merapat. 

Dengan ujung lidahku aku menjilati himpitan pahanya, maju mundur disepanjang jangkauan lidahku hingga diapun mengejang dan merespon dengan membuka pahanya lebar-lebar.

Emuah...emuah...emuah... sambil terus menekankan wajah aku menciumi dan membasahi CD-nya memancing respon memeknya dengan kehangatan yang basah. 

AAAAAAAAAHHH...MMM...YOOO... UDAH AKU GAK KUAT LAGI,... rengeknya terbata meminta untuk menghentikan aksi nakalku. 

Namun aku menjawabnya dengan berbeda, sebaliknya tidak hanya bibir dan lidah namun jari-jariku juga mulai menggerayangi pahanya, meraba dan mengelus sebelum akhirnya finish ditempat yang sama yakni memeknya. Dari sela-sela CD aku menyusupkan kedua jari telunjukku, memeijit dan membuka bibir memeknya sebelum akhirnya memainkan klitorisnya yang membulat kenyal. 

AUUWHH... pekikku merasakan gigitan di kontol, beruntung itu hanya sekali dan tidak lebih dari sebuah respon keterkejutan semata. 

Selanjutnya Mbak Fitri menelan penuh kontolku bahkan menghisapnya dalam-dalam sebagai jawaban atas permainanku di klitorisnya. Meski sudah berselimut nikmat namun sepertinya itu belum cukup bagi kami, aksi saling berguling berpindah posisi atas dan bawah berulang kami lakukan untuk melampiaskan hasrat syahwat. Endingnya kami mencapai klimaks hampir bersamaan, memek Mbak Fitri secara tidak terduka merekah dan menyemburkan tiga kali cairan bening ke mulutku yang sesaat kemudian disusul oleh semprotan pejuh kental nan hangat dari kontolku meluncur deras kedalam tenggorokanya. 

CROOOOOOOOOOOOOOOOOTTT...CROOOTTT... aku menahanya sekuat tenagaku meskipun Mbak Fitri berusaha menggeleng dan meronta menghindarinya.

‘uhuukkkk...uhukkkkk...mmm...hoeeekkkk...mmm...jorok kamu Yo! Masa sperma dikeluarin dimulut. Katanya sesaat kemudian berusaha memuntahkan sperma namun tidak bisa

“maaf Mbak...biar adil aja, aku juga minum semprotan Mbak. Kataku

“biar menyatu dalam tubuh Mbak... aku dan kamu... kita satu Mbak! Kataku sambil melumat bibirnya
Dalam kondisi setengah terengah aku memilih duduk dipangkuanya, menghadap kearahnya dan membungkamnya dengan ciuman yang bertubi. 


Tidak butuh waktu lama, dalam sekejap diapun membalas ciumanku dengan ganasnya, tidak ada keraguan, tidak ada pemaksaan dan kali ini kami benar-benar menyatu. Selanjutnya bisa ditebak, dengan sendirinya dia melucuti pakaianya hingga tidak bersisa dan kamipun sama-sama aktif menjamah penuh dengan gairah. Bahkan jika boleh jujur, sejak detik itu Mbak Fitri yang lebih dominan menyusuri sekujur tubuhku dengan ciuman dan jilatan padahal mulai berkeringat. Udah cukup Yo...buruan tidur di sofa! Pintanya mengambil inisiati duluan dan dengan segera diapun duduk mengangkangi tubuhku. 

BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS... seluruh kontolku masuk secara perlahan jauh kedalam ruang di memeknya, merasakan sedikit demi sedikit dinding memeknya yanghangat, becek dan nikmat. 

Dengan geolan maju-mundur dia membuka permainan kami sambil bertumpu dengan cengkeraman di dadaku.

‘Yo...kenapa kita jadi begini Yo?! Katanya sejenak mendongak keatas

“begini gimana Mbak? Tanyaku

‘kemarin aku merasakan keterpaksaan, begitupun tadi di awal...itu sebagai pilihan terakhir agar video itu tidak di sebar! Katanya sambil sesekali memejam meredam nikmat

‘tapi kini, kenapa aku yang jadi bernafsu ya? Apa iya gara-gara abis minum pejuhmu? Jangan-jangan kamu pelet aku ya? Tanya Mbak Fitri ngacau meracau

“sebaliknya Mbak... Mbak Fitrilah yang memelet aku, karena aku selalu terbayang-bayang kamu Mbak! Jawabku jujur

‘sejujurnya aku juga sama, namun keadaanlah yang membuatku bilang tidak! Aku tidak mau jatuh cinta lagi karena aku sudah bersuami. Jelasnya tanpa sadar goyanganya semakin cepat

“OOOUUGGHHH...gilaaaa...enak banget Mbak! Pujiku sambil merem melek

‘sudahlah...semua sudah terjadi, kita tanggung bersama yah? Katanya

“iya... pasti Mbak, aku siap dengan semua resikonya! Kataku meyakinkan hatinya

Obrolan ringan itu terbukti manjur membuatnya semakin total, menjadikanya semakin binal dan tentu saja semakin memberikan nikmat yang seutuhnya. 

PLAK...PLAKKKK...PLAKKKKK... naik turun dia memacu kocokanya dengan gerakan liar, melonjak dan berjingkrak tanpa mempedulikan hentakan pantatnya sesekali menghantam telurku. 

MMMHHHH...AAARRGGHHH... pekiknya sambil mengejang dan membungkuk meredam gelora birahi dengan melumat bibirku dengan sangat kasar. 

Emuah...emuah.... dengan posisi pantat sedikit menungging aku menghujam memeknya dari bawah dengan kecepatan tinggi. 

PLOOOKKK...PLOOKKKK...PLOOOOKKK... benturan di pantatnya yang keras membuat tubuhnya terguncang dan terdorong sehingga kerap menarik serta bibirku yang memang sedang dia hisap. 

Terus dan terus, aku semakin menggenjotnya dengan kuat dan dalam sampai-sampai diapun mengerang menahan rangsang. Imbasnya, rambutku dijambaknya kuat-kuat seraya menggigit dan menghisap leherku sekuat tenaganya. Meski sempat terhenti sejenak karena kehabisan nafas, namun hal itu tidak menurunkan libido kami yangmemang telah berkobar hebat. Berbagai posisi telah kami ganti, baik konvensional, doggy sampai dengan menggendongnya di depan telah kami lakukan tapi tidak juga mendapatkan klimaks seperti sebelumnya. 

"apa iya spermaku habis? Tanyaku dalam hati mengingat baru saja menyemprot hebat kedalam tenggorokanya padahal jika normal sudah pasti muncrat kembali karena disekujur tubuhku sudah merasakan penurunan fungsi, mulai dari kesemutan, kaku dan bahkan bermandi keringat namun tetap saja tidak muncrat berbeda dengan Mbak Fitri yang beberapa kali mengeluarkan lendir lubrikasi.

Entah setan mana yang membisik, tiba-tiba aku menatap tajam kearah anusnya yang membuka menutup mengikuti tarikan ototnya yang tegang. Memerah dan bersih, pujiku memaklumi garis lingkaran kecoklatan yang membatasi sekelilingnya. Cuihhh...aku meludahi lubang anusnya dan mulai mencolek-colek dengan ujung jariku penuh kelembutan. 

JLEBBBBBBBBBBBB... meski sempat bergidik dan menengok kesakitan namun tidak ada nada protes dari mulutnya, kenikmatan telah nyata membungkam mulutnya. Berkat lendir yang aku ambil dari sekitaran memeknya akhirnya jariku berhasil maju mundur teratur kedalam anusnya yang semakin lama semakin menganga. 

ZLEEEEBBBBB... tanpa permisi kontol yang sudah bermandikan lendir aku cabut dan tusukan kedalam anusnya. Meski tersentak namun Mbak Fitri tidak memprotesnya, bukti bahwa first anal tidak selalu berbuah perih dan sakit. Mungkin juga karena ukuran kontolku yang masih standart (diameter 4-4,5cm) sehingga tidak terlalu memberikan efek kejut baginya. Meski begitu aku merasakan sensasi yang sangat berbeda dimana disekujur kontolku dari ujung sampai pangkal terhimpit sempurna, begitu berasa dan sangat dahsyat.

ZLEBBBBB...ZLEEEBBBBB.... aku mempercepat kocokan kontolku tanpa menghiraukan aroma khas anus yang sempat sekilas menyeruak di hidung. 

"SETAN KAMU YO...BIADAB KAMU APAIN S*LETKU (jawa_Anus) BRENGSEEKKKKKK... AAAAAAAAAHHHH... umpatnya meracau pasca aku berikan serangan ganda dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan gerakan memutar. 

OOUUUWHHH... sambil mengejang hebat diapun menjatuhkan diri ke sofa karena tumpuan tangan dan lututnya tidak mampu lagi menyangga besarnya nikmat yang mana otomatis menarik kontolku turut kebawah. 

AUUWHH... kataku spontan, tidak sakit namun sebaliknya berupa sensasi baru yang berkali lipat nikmatnya karena bongkahan pantatnya turut menjepit kontolku saat dirinya dalam posisi tengkurap. 

Efeknya dahsyat, tak lebih dari lima menit pasca itu mendadak pandanganku berkunang, begitupun nafasku yang tersengal-sengal di ikuti hilangnya tenaga dan keseimbangan tumpuan di tubuhku. 

CROT...CROOOOOOOTTT...CROT... untuk kedua kalinya spermaku meluncur kuat dengan kentalnya, saking kentalnya sampai-sampai membuat saluran kencingku kesakitan dan perih. 

Tanpa daya akupun luruh jatuh keatas tubuhnya dan untuk beberapa saat kamipun terdiam dalam pelukan. Obrolan ringan dengan saling mengerti dan memahami kami lontarkan di sela puja dan puji sehingga kemesraan yang baru saja terjadi terus terjaga. Hal itu terbukti ketika kami mandi bersama dan kembali mengulang khilaf yang sama disaat sore menjelang, meskipun hal itu kerap terganggu oleh Ana yang datang tiba-tiba. 

Sampai cerita ini di tulis, hubungan ini semakin menjadi terlebih pasca kehadiran sang buah hati sebagai prasasti cinta terlarang kami. Begitupun dengan suaminya, hubungan kami juga semakin dekat dan erat pasca kepercayaanya dalam mensupport modal bagi usaha warung makan rintisanku. 

Entah harus bagaimana menyikapinya, ISTERINYA SUDAH AKU SELINGKUHI NAMUN JUSTRU DI BERIKAN BONUS MODAL USAHA... MAAF MAS!!!

back to top