BOLA57 NEW PROMO : BONUS REFERRAL 2,5% | HOT PROMO SBOBET : NEW MEMBER FREE 10% | CASHBACK BOLA 10% | LIVE CASINO 1,2% | BONUS WM CASINO 1%. .

Ana Istri Setia Yang Terpaksa Memuaskan Nikmat Pria Lain

No Comments
Ana Istri Setia Yang Terpaksa Memuaskan Nikmat Pria Lain
Ana Istri Setia Yang Terpaksa Memuaskan Nikmat Pria Lain

        Cersex - Ketika itu Ana meletakkan bayi-nya di atas Box baby, lalu dia sendiri rebah di atas sofa di ruang tengah itu, merasa agak sedikit kelelahan. Suami-nya, Roy, bilang pada-nya kalau ada seorang sahabat lama-nya yang akan datang dan menginap di akhir pekan ini.


Jadi disamping mengurus bayi-nya, dia mempunyai sebuah pekerjaan tambahan lagi, menyiapkan kamar tamu untuk menyambut tamu suami-nya itu. Pikiran-nya melayang pada sang tamu, sahabat suami-nya yang akan datang nanti, Si Jodi.


Jodi adalah sahabat lama suami-nya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Ana sudah cukup mengenal Jodi, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hati-nya selalu berdesir bila bertatapan mata dengan-nya. Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar dan yang tak seharus-nya ada dalam hati-nya yang sudah terikat janji dengan Roy waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hati-nya hingga mereka berpisah, Ana akhir-nya menikah dengan Roy dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi laki2.

Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hati-nya. Di satu sisi meskipun dia dan suami-nya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaan-nya pada sang suami.

Tapi di sisi lain Ana tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hati-nya terhadap Jodi hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan mata-nya yang tajam selalu membuat jantung-nya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosok-nya yang tinggi tegap membuat-nya sangat menawan.

Ana termasuk seorang wanita anggun yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuh-nya walau setelah melahirkan. Mungil tubuh-nya, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan bentuk pantat yang menggoda. Rambut-nya lurus panjang dengan mata indah yang seperti-nya dapat melumerkan kokoh-nya batu karang. Semua yang ada pada diri-nya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenis-nya meskipun dia tak pernah menunjukkan-nya. Dia selalu berharap Seandai-nya saja dia mengenal Jodi jauh sebelum suami-nya datang dalam kehidupan-nya.

Ana memejamkan mata-nya mencoba meredam pergolakan dalam hati-nya dengan hati kecil-nya , menuntun perlahan tangan-nya bergerak ke bawah tubuh-nya. Vagina-nya terasa bergetar akibat membayangkan Jodi sambil dia menyentuh gundukan selangkangan-nya sendiri yang masih terhalang celana jeans-nya, sebuah ombak birahi sedang menerpa tubuh-nya. Jemari-nya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celana-nya lalu menurunkan resleiting-nya.

Tangan-nya menyelinap ke balik celana dalam katun-nya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluan-nya hingga sampai pada gundukan daging hangat-nya. Nafas-nya terasa terhenti sejenak saat jari-nya menyentuh kelentit-nya yang sudah mulai basah, membuat sekujur tubuh-nya merasakan sensasi yang sangat merangsang.

Dia terdiam beberapa waktu. Roy pulang 2 jam lagi, dan Jodi juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Masturbasi? Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecil-nya. Toh dia tak menghianati suami-nya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan diri-nya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hati-nya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairah-nya yang semakin membesar dalam dada-nya.

Ana menurunkan celana jeans-nya dan mengeluarkan kaki-nya satu persatu dari himpitan kain celana jeans-nya. Lalu Melepaskan celana dalam-nya juga, dan dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah sudah telanjang, kaki-nya membuka. sambil pejamkan mata-nya lagi dan tangan-nya kembali bergerak ke bawah, menuju ke belahan di pangkal paha-nya, membuat diri-nya merasa senyaman yang dia inginkan.

Dia nikmati waktu-nya, menikmati setiap detik-nya. Dia membayangkan Jodi sedang memuaskan-nya, deru nafas-nya semakin cepat. Ana tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Roy saja belum pernah, semua fantasi-nya hanya berisikan suami-nya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeret-nya ke dalam fantasi baru-nya.

“Ups! Maaf..!” terdengar suara seseorang.

Mata-nya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasi-nya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah. Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Jodi, dengan terburu-buru dia mengambil celana-nya dan segera memakai-nya lagi.

“Mafkan.. aku Ana,.” kata Jodi.

“Nggak ada yang menjawab ketukan-ku dan pintu-nya pun terbuka.” Sambung-nya.

Dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak. Pemandangan yang disaksikan-nya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikiran-nya. Istri sahabat-nya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangan-nya bergerak berputar pada kelentit-nya. Paha-nya yang putih dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluan-nya yang hitam mengelilingi bibir vagina-nya. membuat Penis-nya mengeras dengan cepat dalam celana jeans-nya.



“Nggak apa-apa..,” jawab Ana dari ruang keluarga,

“Kamu boleh masuk sekarang.” sambung ana lagi.

Dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajah-nya dalam telapak tangan-nya.

“Aku sangat malu...” kata-nya kemudian.

“Ah., kita semua pernah melakukan-nya, Ana!” jawab Jodi.

Dia berdiri tepat di samping Ana, seperti ingin agar Ana dapat melihat seberapa ‘keras-nya’ kemaluan-nya. Dia tak dapat mencegah-nya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak sendiri pada-nya!!!

“Tetap saja memalukan!” kata-nya sambil menyingkirkan tangan-nya dari wajah-nya.

Vagina-nya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi, Sebuah desiran yang lain terasa kembalin saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Jodi. Dengan cepat dia memalingkan wajah-nya, tapi masih saja pria ini memergoki-nya. Sekarang Jodi menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

“Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidak-nya itu pendapa-tku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” kata-nya tenang.

Ana menatap-nya penuh dengan tanda tanya.

“Aku jadi benar-benar terangsang melihat-mu seperti itu,” Jodi menjelaskan,

“Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelum-nya.” kata jodi lagi,

Kata2 tersebut adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkan-nya, membuat Ana semakin basah. Jodi menyadari betapa istri sahabat-nya ini ‘tertarik’ akan perkataan-nya tersebut dan Jodi memutuskan untuk lebih menekan-nya lagi.

“Lihat akibat-nya pada-ku!” kata jodi sembari tangan-nya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celana-nya.

Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan ‘wajar’, belum ada batas yang dilanggar. Saat Jodi melihat ‘noda’ basah-nya di atas permukaan sofa itu dan mata Ana yang tak berpaling dari seputar pinggang-nya, Jodi memutuskan akan melanggar batas tersebut.

Ana hanya melihat dengan diam saat sahabat suami-nya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celana-nya. Ana tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini. Dan saat dia menyaksikan pria di depan-nya ini memasukkan tangan-nya dalam celana dalam-nya sendiri, vagina-nya terasa semakin basah. Jodi mengeluarkan penis, Dimana hal itu menjadi penis kedua dalam hidup Ana yang dilihat-nya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihat-nya bersama suami-nya dulu. Nafas Ana tercekat, mata-nya terkunci memandangi penis dihadapan-nya. Dia belum melihat keseluruhan-nya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suami-nya. Tapi ternyata ‘perbedaan’ itulah yang semakin membakar nafsu-nya semakin lapar.

“Suka apa ga? yang kamu lihat na?” tanya Jodi pelan.

Ana hanya mengangguk, dan masih memberanikan diri memandang ke arah mata Jodi sebelum melihat kembali pada penis-nya yang sudah keras itu. Jodi mengumpat betapa beruntung-nya sahabat-nya. Dia ucapkan sebuah kata.

“Sentuhlah..Na!”

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Ana pelan-pelan menyentuh dengan tangan-nya yang kecil dan melingkari penis pria di depan-nya ini dengan jari-nya. Penis asing pertama yang dia pegang dengan tangan-nya, selain milik suami-nya, dalam enam tahun belakangan. Perasaan dan emosi yang bergolak di dada-nya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Jodi melihat penis-nya dalam genggaman tangan istri sahabat-nya yang kecil itu, dan dia hanya melihat saat Ana pelan-pelan mulai mengocokkan tangan-nya.

Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangan-nya, dan Ana tak dapat hentikan tangan-nya membelai kulit penis-nya yang lembut dan berurat besar itu. Jodi bergerak mendekat dan membuat batang penis-nya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Ana.

Jodi menyentuh tubuh Ana, tangan-nya meremas paha-nya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Ana membuka kaki-nya sendiri melebar untuk-nya, dan tangan Jodi bergerak semakin dalam ke celah paha Ana. Terasa desiran kuat keluar dari vagina-nya saat tangan Jodi mulai mengelusi dari luar celana jeans-nya, Ana menggelinjang dan meremas penis-nya semakin kencang.

Dengan tangan-nya yang masih bebas, dipegang-nya belakang kepala Ana dan mendorong-nya semakin mendekat. Ana tak berusaha berontak. Mata-nya masih terpaku pada penis Jodi, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepala penis-nya. Lidah-nya terjulur keluar dan Ana mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis baru-nya tersebut.

Sekarang giliran Jodi, tangan-nya bergerak melucuti pakaian Ana. Ana yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangan-nya tak menghiraukan apa yang dilakukan Jodi. Dicium-nya kepala penis Jodi, menggoda-nya seperti yang disukai suami-nya (hanya itulah seputar referensi yang dimiliki-nya).

Tangan Jodi menyelinap dalam celana dalam Ana, tangan-nya meluncur melewati rambut kemaluan-nya. Ana melenguh pelan saat tangan Jodi menyentuh kelentit-nya. Dia membuka lebar mulut-nya dan memasukkan mainan baru-nya tersebut ke dalam mulut-nya, lidah-nya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulut-nya. Jodi mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanan-nya. Jodi menatap-nya dan melihat batang penis-nya menghilang dalam mulut Ana, bibir-nya mencengkeram erat di sekeliling kejantanan-nya dan mata-nya terpejam rapat.

Jodi menjalankan jari-nya pada kelentit Ana, menggoda tombol kecil-nya itu, mulut Ana tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Jodi. Dorongan gairah yang hebat membuat Ana semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Jodi. Pinggul-nya dengan reflek bergerak memutar, merespon tarian jari Jodi pada kelentit sensitif-nya.

Jari Jodi mengeksplorasi lubang hangat-nya Ana, membuat lenguhan-nya  semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulut-nya dari batang penis Jodi. Ana tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia ha-nya mengikuti naluri-nya. Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suami-nya mati berdiri bila dia melihat-nya saat ini. Semua-nya meledak begitu saja. Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain diri-nya dan Jodi sangat menikmati perbuatan-nya . Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangan-nya . Dan Ana menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

Ana menelan seluruh batang penis Jodi, menahan-nya  di dalam mulut-nya untuk memenuhi kehausan gairah-nya sendiri. Hidung-nya sampai menyentuh rambut kemaluan Jodi, ujung kepala penis-nya menyentuh langit-langit tenggorokan-nya , hampir membuat-nya tersedak.

Jodi mengeluarkan tangan-nya  dari balik celana dalam Ana yang membuat-nya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraih-nya tepian celana jeans Ana dan dengan cepat Ana mengangkat sedikit pantat-nya dari atas sofa, yang mau tak mau membuat-nya melepaskan batang penis itu dari mulut-nya, dan mempermudah sahabat suami-nya ini melepaskan celana-nya dari kaki-nya yang halus.

Nafas-nya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Jodi menarik celana dalam-nya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkan-nya  melewati kaki-nya dan Ana menendang-nya menjauh dari kaki-nya sendiri. Membantu Jodi menelanjangi tubuh bawah-nya. Jodi sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Ana.

Dia menyentuh vagina Ana dengan tangan kiri-nya, menjalankan jari tengah-nya pada kelentit-nya sambil tangan yang satu-nya menggenggam batang penis-nya sendiri.

Ana mendesah pelan, pinggul-nya bergetar. Mata-nya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangan-nya . Jodi mengoleskan kepala penis-nya pada pipi dan hidung Ana. Saat sampai di mulut-nya, Ana membuka mulut-nya segera dan Jodi langsung mendorong penis-nya masuk.
Tangan-nya  yang kecil menggenggam buah zakar-nya dan Ana membuka mata-nya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepala-nya naik turun pada batang penis-nya. Jodi semakin melesakkan jari-nya ke dalam vagina Ana, membuat Ana memejamkan mata-nya lagi, mengerang. Vagina-nya terasa sangat basah! Jari-nya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jari-nya mengerjai kelentit Ana.

Kini, celana jeans dan celana dalam Jodi sudah jatuh merosot di atas lantai, Jodi menarik penis-nya keluar dari mulut Ana dan langsung menendang pakaian bawah-nya menjauh. Dia menunduk, tangan-nya  bergerak ke bawah bongkahan pantat Ana, mengangkat-nya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabat-nya ini lebih terekspose ke atas. Ana meraih penis-nya dan segera memasukkan-nya  kembali ke dalam mulut-nya. Jodi mendekatkan kepala-nya pada daging nikmat Ana.
Masih tetap menahan pantat Ana ke atas, mulut-nya mencium bibir vagina Ana, mencicipi rasa dari istri sahabat-nya untuk pertama kali-nya. Mulut Ana langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Jodi sebelum kembali meneruskan ‘pekerjaan’ mulut-nya. Lidah Jodi melata pada dinding bagian dalam dari vagina Ana, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkan-nya .



Ana merasa bibir Jodi menjepit tombol sensitive-nya dan lidah-nya bergerak pelan pada sasaran-nya . Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulut-nya akibat perlakuan Jodi kali ini. Batang penis-nya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Ana. Jodi semakin menaikkan pantat Ana, menekan vagina Ana pada wajah-nya dan lidah-nya semakin bergerak menggila.

Jantung Ana serasa mau meledak, nafas-nya terasa berat… sangat dekat…

Jantung-nya berhenti berdenyut, orgasme-nya datang. Pinggul-nya mengejat di wajah Jodi dengan liar. Ana merasa jiwa-nya melayang entah kemana! Pria ini memberi-nya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidup-nya!

Akhir-nya, Ana kembali ke bumi. Jodi melepaskan pantat-nya, mengangkat kepala-nya dari selangkangan Ana. Batang penis-nya terasa sangat keras, dan nafas-nya terdengar memburu tak beraturan. Ana pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkan-nya . Jodi naik ke atas sofa, menempatkan diri-nya diantara paha Ana, yang tetap Ana biarkan terbentang lebar ha-nya untuk-nya.

Terlintas dalam pikiran-nya  jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Jodi adalah penis kedua yang akan memasuki tubuh-nya dalam hidup-nya. Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benak-nya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Jodi menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuh-nya seakan tersengat aliran listrik.

Dengan perlahan Jodi memasukkan penis-nya menembus ke dalam tubuh Ana. Pada pertengahan perjalanan-nya  dia menghentikan sejenak gerakan-nya , menikmati gigitan bibir vagina Ana pada batang penis-nya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan. Dinding vagina-nya terbuka menyambut-nya, dan pelan-pelan Ana dapat merasakan diri-nya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuh-nya kini. Tubuh-nya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalar-nya.

Jodi mengeluarkan separuh dari batang penis-nya dan menghujamkan-nya  kembali seluruh-nya ke dalam vagina Ana.

Erangan kedua-nya terdengar saling bersahutan dan Jodi menahan penis-nya sejenak di dalam vagina Ana, meresapi sensasi-nya. Manahan berat tubuh-nya dengan kedua lengan-nya , dia menatap ke bawah pada istri sahabat-nya ini sambil menggerakkan penis-nya keluar masuk dalam vagina Ana dengan gerakan lambat.

Ana pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Jodi keluar masuk dalam tubuh-nya. Jodi melihat batang penis-nya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Ana lagi dan lagi, dan gerakan-nya  perlahan semakin cepat. Nafas kedua-nya semakin berat, Jodi bergerak semakin cepat, Ana menggelinjang, mengerang, kaki-nya terangkat keatas.

Kedua kaki-nya akhir-nya jatuh dibelakang pantat Jodi yang mengayun keluar masuk. Tubuh Jodi menindih tubuh kecil wanita di bawah-nya saat dia mengocok vagina-nya semakin keras. Dia menciumi leher Ana, dan menghisap lubang telinga-nya dengan mulut-nya, erangan kedua-nya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

Lengan Ana melingkari tubuh Jodi, kuku-nya tertancap pada punggung Jodi saat kaki-nya terayun-ayun oleh gerakan pantat Jodi. Mulut Ana menyusuri leher Jodi, mencari bibir-nya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kali-nya. Lidah Ana merangsak masuk ke dalam mulut Jodi mengiringi batang penis-nya yang menggenjot tubuh-nya berulang-ulang. Bibir kedua-nya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Jodi yang bertambah liar.

Ana dapat merasakan orgasme-nya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciuman-nya , tak mampu menahan erangan-nya  lagi. Mulut mungil-nya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Jodi semakin melebarkan vagina-nya dan Jodi memasuki-nya bertambah dalam.
Seorang pria baru! Ana tak pernah melakukan-nya  dengan pria lain selain Roy sebelum-nya dan pria baru ini melakukan-nya  dengan sangat hebat! Semua-nya terasa bergerak cepat. Orgasme-nya meledak, Ana mencoba menahan erangan-nya  dengan menggigit bibir bawah-nya. Dinding-dinding vagina-nya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Ana menghentakkan pinggul-nya keatas berlawanan dengan gerakan Jodi di atas tubuh-nya, berusaha agar batang penis Jodi tenggelam semakin dalam pada tubuh-nya saat ombak orgasme mengambil alih kesadaran-nya .

Jodi memandangi Ana saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penis-nya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukan-nya ! Dia merasakan milik-nya juga segera tiba, gerakan-nya  semakin dipercepat.

Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Ana mereda, orgasme Jodi datang.

Tusukan terakhir-nya membuat penis-nya terkubur semakin jauh dalam vagina Ana. Dia menggeram, penis-nya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penis-nya mendarat dalam rahim Ana seakan tanpa jeda.

Ana menggoyangkan pantat-nya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Jodi. Jodi tak bisa menahan tubuh-nya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Ana di bawah-nya, mencoba bernafas dengan susah payah.

Tangan Ana membelai punggung Jodi saat sperma terakhir-nya keluar dari penis-nya menyirami vaginanya. Kedua-nya masih berusaha untuk mengatur nafas. Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidah-nya menggelitik rongga mulut Ana dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Jodi mulai mengecil dalam vagina Ana. Tangan dan paha Ana mencengkeram-nya erat, menahan-nya  agar tetap berada dalam tubuh-nya.

Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengan-nya  dalam 29 tahun usianya. Akhir-nya mereka hentikan ciuman-nya . Jodi mengeluarkan penis-nya yang setengah ereksi dari vagina Ana. Kedua-nya mengenakan pakaian-nya  masing-masing tanpa saling berkata-kata. Ana terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Jodi tak tahu harus berkata apa.

********

Roy pulang 30 menit kemudian – dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiga-nya lalu makan malam, dan Ana tak dapat menyingkirkan pikiran-nya  dari bayangan Jodi sepanjang waktu itu.

Roy dan Jodi kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Ana. Dan malam berikut-nya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Ana. Para pria sedang bermain catur. Ana menghabiskan sepanjang hari-nya mengasuh bayi mereka. Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan diri-nya memikirkan pengalaman-nya  bersama Jodi kemarin. Dia merasa gairah-nya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan diri-nya dengan tangan-nya  sendiri.

Saat menuangkan minuman pada suami-nya dan Jodi malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Jodi, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

Jodi tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabat-nya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjang-nya memenuhi benak-nya sepanjang hari. Saat Roy pergi ke kamar mandi, Jodi beringsut mendekati Ana.

“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanya-nya berbisik.

“Ya.” Ana tersenyum manis. Sifat-nya yang malu-malu membuat birahi Jodi terbakar.

“Apa kamu menginginkan-nya  sekarang?” dia berta-nya memastikan. Penis-nya sudak mengeras sekarang. Ana terkejut dengan pertanyaan-nya  yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

Jodi memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Ana semakin menginginkan-nya  agar kesempatan mendapatkan-nya  lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celana-nya dan melepaskan kancing-nya, tangan-nya  masuk ke dalam pakaian dalam-nya. Dia mengeluarkan penis-nya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Ana tercekat di tenggorokan, denyutan di vagina-nya memberi-nya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuh-nya kemarin. Dia menginginkan-nya  lagi sekarang.

Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Jodi segara memasukkan penis-nya kembali ke dalam celananya. Roy masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabat-nya baru saja memperlihatkan penis-nya yang ereksi pada istri-nya.

Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Roy lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istri-nya berdenyut membutuhkan penis Jodi. Begitu Roy menghilang dari pandangan keduanya, Jodi langsung bangkit dari kursi-nya. Mata Ana berbinar terfokus pada tonjolan di celana Jodi saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

Dia langsung menurunkan resleiting-nya, dan mengeluarkan batang penis-nya. Dengan cekatan Jodi mengocok penis-nya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Ana. Jodi berdiri dei depan Ana, dan Ana langsung berlutut di hadapan sahabat suami-nya.

Kepala penis-nya menyentuh kulit pipi-nya, dan perlahan bergerak ke mulut-nya. Saat Jodi merasa bibir lembut Ana menyentuh ujung kepala penis-nya, dia merasa mulut itu membuka.

Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Ana, dan Jodi melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penis-nya. Tangan-nya  membelai rambut panjang Ana dengan lembut, menahan kepala-nya saat seluruh bagian batang penis-nya lenyap dalam mulut Ana.

Kepala-nya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulut-nya segera terdengar.

Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Jodi mengeluarkan penis-nya dari mulut Ana dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penis-nya kembali dalam celana-nya dan segera duduk kembali di kursi-nya, menutupi perbuatan mereka. Roy duduk dan memberi Ana ciuman kecil, tak tahu kalau istri-nya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulut-nya.

Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkan-nya  semaksimal mungkin. Bayi mereka menangis di lantai atas, Roy berinisiatif untuk pergi melihat-nya. Ana lebih dari senang mengijinkan-nya . Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkan-nya  di dalam mulut-nya tak mampu meredakan gairah-nya.

Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Roy yang menaiki tangga, dan Ana langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi ke’hausan-nya ’ akan penis itu mampu merubah tabiat-nya. Ha-nya sekedar untuk segera melihat-nya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Jodi, dan Jodi segera membuka-nya untuk-nya…

Tangan mungil-nya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleiting-nya, dan dia langsung membuka-nya dalam sekejap. Ana meraih ke dalam celana dalam Jodi dan mengeluarkan penis keras-nya. Vagina-nya langsung basah ha-nya dengan memandang-nya saja. Tangan-nya  yang kecil mengocok-nya, saat lidah-nya menjilati dari pangkal batang penis Jodi hingga ke ujung.

Sekali lagi, dia kembali memasukkan-nya  ke dalam mulut-nya. Menghisap-nya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suami-nya. Jodi mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Roy tidak turun ke bawah.

Jodi menatap-nya. Bibir-nya membungkus batang penis-nya dengan erat, kepala penis-nya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulut-nya, mata Ana terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Jodi sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun ha-nya sesaat.

Gairah-nya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Ana, batang penis-nya keluar dari mulut-nya. Jodi berdiri, penis-nya mengacung tegang, dan Ana berdiri bersamaan, memandang-nya dengan api gairah yang sama. Jodi mencium-nya, lembut, melumat bibir-nya. Dia mencium-nya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Jodi memutar tubuh Ana membelakangi-nya. Ana merasakan tangan Jodi berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

“Jangan…” desahan lirih keluar dari mulut-nya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulut-nya saat dia ingin mengucapkan kata ‘ya’. Celana-nya jatuh hingga lutut-nya, memperlihatkan pantat-nya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih. Jodi merenggut kain itu dan langsung menyentakkan-nya  ke bawah, membuat pantat Ana terpampang bebas di hadapan-nya . Jodi masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia ha-nya perlu memasukkan penis-nya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

Nafas kedua-nya memburu, dan Ana sedikit menundukkan tubuh-nya ke depan, tangan-nya  bertumpu pada meja makan, membuka lebar kaki-nya. Jodi jauh lebih tinggi dari-nya, penis-nya berada jauh di atas bongkahan pantat-nya. Dia sedikit menekuk lutut-nya agar posisi-nya tepat. Dia semakin menekuk lutut-nya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Ana. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasrat-nya semakin mendesak agar terpenuhi segera.



Dia menggerakkan pinggul-nya ke depan, ujung kepala penis-nya menyentuh bibir vaginanya. Ana sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Jodi. Saat bibir vagina Ana sedikit mencengkeram ujung kepala penis-nya, Jodi tahu jalan masuk-nya sudah tepat. Dia mendorong ke depan. Ana menghisap-nya masuk ke dalam, separuh dari penis-nya masuk ke dalam dengan cepat.

Ana mendesah, merasa Jodi memasuki-nya. Jodi mencengkeram pantat Ana dan memaksa memasukkan penis-nya semakin ke dalam. Batang penis-nya sudah seluruh-nya terkubur ke dalam cengkeraman hangat-nya. Jodi mulai menyetubuhi-nya dari belakang, menarik penis-nya separuh sebelum mendorong-nya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Jodi berada di dalam vagina-nya ha-nya beberapa detik, tapi bagi kedua-nya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

Tiba-tiba Jodi mendengar gerakan dari lantai atas. Ana tak menghiraukan-nya , dia sudah tenggelam jauh dalam perasaan-nya . Jodi mengeluarkan penis-nya dari vagina Ana. Sebenar-nya Ana ingin teriak melampiaskan kekesalan-nya , tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalam-nya sekaligus ke atas. Saat Roy datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursi-nya masing-masing, gusar.

Jodi dan Ana menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Jodi segera bergegas pergi ke kamar-nya dan langsung mengeluarkan penis-nya. Ha-nya dibutuhkan 3 menit saja bagi-nya bermasturbasi dan legalah…

Tapi bagi Ana, tidaklah semudah itu. Kamar tidur-nya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Jodi, dan dia tak pu-nya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Roy tak mencoba untuk bercinta dengan-nya  malam itu! Seperempat jam ke depan dilalui-nya dengan resah. Ana memberi beberapa menit lagi untuk suami-nya sebelum dia tak mampu membendung-nya lagi.
Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suami-nya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia ha-nya memakai kaos putih besar hingga lutut-nya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungil-nya.

Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Jodi, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakang-nya. Jodi sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Ana berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukan-nya . Ini tak seperti diri-nya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

Ditarik-nya selimut yang menutupi tubuh Jodi, Jodi tergolek tidur di atas kasur ha-nya memakai celana dalam-nya. Ana mencengkeram bagian pinggir-nya dan dengan cepat menarik-nya turun hingga lutut-nya, membebaskan penis Jodi yang masih lemas. Dengan memandang-nya Ana merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Jodi tak terbangunkan oleh perbuatan-nya  tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkan-nya .

Ana duduk di samping Jodi, dengan perlahan membuka kaki Jodi ke samping. Tangan mungil-nya meraih penis Jodi yang masih lemas menuju ke mulut-nya. Rambut panjang-nya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Jodi. Jodi setengah bangun, merasa nyaman. Penis-nya membesar dalam mulut Ana, dan sebelum ereksi penuh, dia akhir-nya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama bagi-nya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi – istri sahabat-nya sedang menghisap penis-nya!

Dia mendesah, tangan-nya  meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Ana saat dengan pasti penis-nya semakin mengeras dalam mulut Ana. Merasakan penis-nya yang semakin membesar dalam mulut-nya membuat celana dalam Ana basah, dan dia mulai menggerakkan kepala-nya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidah-nya menjalar naik turun seperti seorang professional.

Jodi dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Ana saat menghisap penis-nya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Ana yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamar-nya yang gelap. Ana sedang memberi-nya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

Ana tak mampu menahan-nya  lagi. Dia ingin vagina-nya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vagina-nya seharian tadi. Dikeluarkan-nya  penis Jodi dari dalam mulut-nya, dan berdiri dengan bertumpukan lutut-nya di atas tempat tidur itu. Tangan-nya  menarik bagian bawah kaos-nya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jari-nya di kedua sisi celana dalam-nya dan mulai menurunkan-nya . Diangkat-nya salah satu kaki-nya untuk melepaskan celana dalam itu dari kaki-nya. Kaki yang satu-nya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalam-nya ke atas lantai. Nafas-nya sesak, menyadari apa yang menanti-nya.

Diarahkan-nya  batang penis Jodi ke atas dengan tangan-nya  yang kecil dan bergerak ke atas Jodi, memposisikan vagina-nya di atas-nya. Jodi dapat merasakan bibir vagina Ana yang basah menyentuh ujung kepala penis-nya saat Ana mulai menurunkan pinggul-nya.

Daging dari bibir vagina-nya yang basah membuka dan kepala penis Jodi menyelinap masuk. Ana mengerang lirih, tubuh-nya yang disangga oleh kedua lengan-nya  jadi agak maju ke depan. Ana semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Jodi akhir-nya tenggelam ke dalam-nya.

Erangan Ana semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Jodi benar-benar membuka-nya lebar! Ana semakin menekan pinggul-nya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Jodi, berusaha menahan Jodi di dalam tubuh-nya. Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Ana menerobos masuk ke dalam mulut Jodi, menjalar di dalam rongga mulut-nya saat dia tetap menahan batang penis Jodi agar berada di dalam vaginanya.

Jodi membalas lilitan lidah Ana, tangan-nya  bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Ana, bergerak ke bawah tubuh-nya hingga akhir-nya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Ana. Tangan-nya  mengangkat pantat Ana ke atas, membuat tubuh-nya naik turun di atas-nya – Ana tetap tak membiarkan batang penis Jodi teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

Tak menghiraukan keberadaan Roy yang masih terlelap tidur di kamar-nya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lain-nya . Tangan Jodi naik ke punggung Ana, menarik kaos yang dipakai Ana bersamanya. Ciuman mereka merenggang, Ana mengangkat tubuh-nya, tangan-nya  mengangkat ke atas saat Jodi melepaskan kaos-nya lepas dari tubuh-nya. Payudara-nya terbebas. Jodi melihat-nya untuk pertama kali-nya. Di dalam keremangan cahaya, Jodi masih dapat menangkap keindahan-nya . Payudara-nya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkan-nya  dihadapan Jodi, menggodanya.

Jodi mengangkat tubuh-nya, tangan-nya  yang besar menahan punggung Ana saat dia menghisap puting-nya ke dalam mulut-nya. Ana menggelinjang kegelian saat lidah-nya bergerak melingkari sebelah payudara-nya sebelum mencium yang satu-nya lagi. Pada waktu yang bersamaan Jodi mengangkat pantat-nya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangan-nya  meremas payudara Ana yang bebas, sedangkan mulut-nya terus merangsang payudara yang satu-nya dengan mulut-nya.

Ana memandang Jodi yang merangsang payudaranya, tangan-nya  membelai rambut Jodi dengan lembut. Ana merasa penis Jodi bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuh-nya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Jodi yang mulai bertambah cepat.

Jodi melepaskan mulut dan tangan-nya  dari payudara Ana dan rebah kembali ke atas kasur. Ana mulai mengangkat pinggul-nya naik ke atas hingga batang penis Jodi nyaris terlepas ke luar seluruh-nya sebelum menghentakkan pinggul-nya ke bawah lagi. Tangan Jodi kembali pada pantat Ana, meremas-nya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuh-nya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Ana.

Orgasme yang sangat dinantikan-nya  seharian ini mulai terbangun dalam tubuh-nya. Dengan meremas pantat-nya erat, Jodi menggerakkan tubuh Ana naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Ana semakin berat, Penis Jodi menyentak dalam tubuh-nya berulang kali.

Dengan cepat orgasme-nya semakin mendekat. Ana mempercepat kocokan-nya  pada penis Jodi, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasme-nya yang mendesak keluar. Ana tak mampu membendung-nya lebih lama lagi, pandangan-nya  mulai menjadi gelap. Jantung-nya berdegup semakin kencang, otot vagina-nya berkontraksi, seluruh sendi tubuh-nya bergetar saat dia keluar dengan hebat-nya. Mulut-nya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafas-nya.

Melihat pemandangan itu gairah Jodi semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Ana untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkat-nya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di samping-nya. Dia bergerak ke atas tubuh Ana dan Ana membuka paha-nya melebar menyambut-nya secara refleks.

Jodi memandangi kepala penis-nya yang menekan bibir vagina Ana. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorong-nya masuk ke dalam lubang hangat-nya. Ana mengangkat kaki-nya ke udara, membuka-nya lebar lebar untuk-nya. Jodi menahan berat tubuh-nya dengan kedua lengan-nya .

Jodi memberi-nya satu dorngan yang kuat. Ana memekik, ombak kenikmatan menggulung-nya saat batang keras itu memasuki tubuh-nya. Jodi mulai menyetubuhi-nya tanpa ampun, Ana telah sangat membakar gairah-nya. Jodi mengocokkan penis-nya keluar masuk dalam vagina istri sahabat-nya yang berada di bawah tubuh-nya dengan cepat, kedua kaki Ana terayun-ayun di atas pantat-nya yang menghentak.

Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Jodi. Ana menggigit bibir-nya untuk meredam erangan-nya  yang semakin bertambah keras.

Jodi mulai kehilangan kontrol. Penis-nya keluar masuk dalam vagina Ana sebelum akhir-nya, dia menarik keluar batang penis-nya dengan bunyi yang sangat basah.

Jodi mengerang, batang penis-nya berdenyut hebat dalam genggaman tangan-nya . Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penis-nya dan menghantam perut Ana, beberapa dari-nya bahkan sampai di payudaranya.

Ana menarik nafas, dada-nya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Jodi, dan mendarat di atas perut-nya. Terasa sangat panas pada kulit perut-nya, tapi semakin membakar gairah-nya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suami-nya, tapi dari seorang pria lain.

Akhir-nya, sperma terakhir menetes dari penis Jodi, menetes ke atas rambut kemaluan Ana yang terbaring di depan-nya  dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Ana tersenyum puas.

“Aku membutuhkan-nya ” bisik-nya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhir-nya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Jodi mencium dengan lembut bibir Ana yang tersenyum.

Ana memakai kaos-nya dan menggenggam celana dalam-nya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.


********

Jodi bangun di keesokan hari-nya. Peristiwa semalam langsung menyergap benak-nya, penis-nya mulai mengeras. Dikeluarkan-nya  batang penis-nya dan perlahan mulai mengocok-nya.

Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkan-nya  penis-nya kembali kedalam celana dalam-nya, bergegas memakai celana jeans-nya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

Dia berharap yang sedang mandi adalah Roy dan Ana ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata…

Ana masih dengan pakaian yang dikenakan-nya  malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di balik-nya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vagina-nya saat memandang Jodi.

Ana terkejut saat tangan Jodi melingkar di pinggang-nya memeluk-nya erat dan mencium bibir-nya. Lalu Ana sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Roy lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibir-nya membalas lumatan Jodi dengan menggebu saat tangan Jodi menyusup ke dalam kaos-nya untuk menyentuh payudaranya.

Ana melenguh di dalam mulut Jodi yang memeluk-nya merapat ke tubuh-nya. Desiran gairah memercik dari payudara-nya langsung menuju ke vaginanya, membuat-nya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Jodi, tangan Ana melingkari leher Jodi.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Jodi mendorong tubuh Ana merapat ke dinding. Tangan-nya  meremas bongkahan pantat Ana di balik kaos-nya. Dan Ana sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Jodi yang menekan perut-nya.

Ciuman Ana turun ke leher Jodi, lidah-nya melata menuju putting Jodi. Ana membiarkan Jodi mengangkat tubuh-nya ke atas meja, memandang-nya dengan pasif saat Jodi menyingkap kaos-nya hingga dadanya. Ana mengangkat kaki-nya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putih-nya.

Vagina-nya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikut-nya. Jodi berlutut di hadapan-nya , dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surga-nya saat hidung-nya bergerak mendekat.

Perlahan dicium-nya vagina Ana yang masih tertutupi kain itu, Ana mendesah, kenikmatan mengaliri darah-nya. Untuk pertama kali-nya, Ana merasa gembira saat Roy berada lama di dalam kamar mandi!
Dengan tak sabar, tangan-nya  menuju ke pangkal pahanya. Jodi ha-nya menatap-nya saat tangan Ana menarik celana dalam-nya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluan-nya , dan kemudian bibir vagina-nya yang kemerahan.

Ana menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalam-nya ke samping untuk-nya. Jodi menatap mata-nya seiring bibir-nya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuh-nya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakan-nya .

Lidah Jodi mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Ana sampai ke bagian atas-nya, mendorong kelentit-nya dengan ujung lidah-nya saat dia menemukan-nya . Diselipkan-nya  lidah-nya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasa-nya cairan gairah Ana.

Dihisap-nya bibir vagina itu ke dalam mulut-nya dan dia mulai menggerakkan lidah-nya naik turun di sana, membuat Ana semakin basah.

Desahan-nya  terdengar, menggoyangkan pinggul-nya di wajah Jodi. Jodi melepaskan bibir-nya, lidah-nya bergerak ke kelentit-nya. Dirangsang-nya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidah-nya dalam gerakan memutar.

Ana menaruh kaki-nya pada bahu Jodi, duduk-nya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Jodi menghisap kelentit-nya ke dalam mulut-nya, menggigit-nya diantara bibir-nya.

Ana memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuh-nya. Lidah Jodi bergerak berulang-ulang pada kelentit Ana yang terjepit diantara bibir-nya, tahu bahwa titik puncak Ana sudah dekat. Dilepaskan-nya  kelentit itu dari mulut-nya dan tangan-nya  menggantikan mengerjai kelentit Ana dengan cepat.

“Oh Tuhan… ” bisik-nya mendesah, merasakan orgasme-nya mendekat. Jari Jodi bergerak tanpa ampun, pinggul Ana terangkat karenanya. Ana menggigit bibir-nya berusaha agar suara jeritan-nya  tak terdengar sampai kepada suami-nya yang berada di kamar mandi saat orgasme-nya datang dengan hebat-nya. Dada-nya sesak, nafas-nya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vagina-nya merapat.
Kedua kaki-nya terpentang lebar di belakang kepala Jodi. Ana mendesah hebat, akhir-nya nafas-nya kembali mengisi paru-paru-nya mengiringi terlepas-nya orgasmenya.

Jodi berdiri dan langsung mengeluarkan penis-nya. Ana memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Jodi. Sebelah tangan Ana masih memegangi celana dalam-nya ke samping saat tangan-nya  yang satu-nya lagi meraih batang penis Jodi. Tangan kecil itu menggenggam-nya saat Jodi maju mendekat.

Dengan cepat Ana menggesek-gesekkan-nya  pada bibir vagina-nya yang basah, berhenti ha-nya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuk-nya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

Jodi melihat ke bawah pada kepala penis-nya yang menekan bibir vagina Ana.

Jodi mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuk-nya, mengijinkan-nya  untuk masuk. Desahan Ana segera terdengar saat dia mersa terisi. Jodi terus mendorong, vagina Ana terus menghisap-nya sampai akhir-nya, Jodi berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

Ana sangat panas dan mencengkeram-nya, dan Jodi membiarkan penis-nya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Ana masih menahan celana dalam-nya ke samping, tangan yang satu-nya meraih kepala Jodi mendekat padanya.

Lidah-nya mencari pasangan-nya  dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Jodi menarik penis-nya. Dia mendorong-nya masuk kemabali, keras, dan Ana mengerang dalam mulut-nya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Ana terjuntai terayun dibelakang tubuh Jodi dalam tiap hentakan.
Roy yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabat-nya sedang terkubur dalam vagina istri-nya.

Sementara itu Ana, sedang berada di ambang orgasme-nya yang lain. Penis pria ini menyentuh-nya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuh-nya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciuman-nya .

Jodi mundur sedikit dan melihat batang penis-nya keluar masuk dalam lubang vagina-nya yang kemerahan, tangan-nya  yang kecil menahan celana dalam-nya jauh-jauh ke samping yang membuat Jodi heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhi-nya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

Jika Roy masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istri-nya yang terayun dibelakang pantat Jodi. Celana jeans Jodi merosot hingga mata kaki-nya, celana dalam-nya berada di lutut-nya, dan pantat-nya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Ana yang terbuka lebar. Roy mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istri-nya.

Jodi terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakar-nya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberi-nya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkan-nya  batang penis-nya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahan-nya  di dalam sana.

Dia menggeram hebat, penis-nya menyemburkan sperma-nya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Ana.

Erangan kedua-nya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhir-nya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

Bibir Jodi mengunci bibir-nya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Jodi yang melembut di dalam tubuh-nya. Kemudian mereka saling merenggang dan Jodi mengeluarkan penis-nya yang setengah ereksi itu dari vagina Ana. Dengan cekatan dia mengenakan pakaian-nya  kembali. Ana membiarkan celana dalam-nya seperti begitu. Dia merasa celana-nya menjadi semakin basah saat ada sperma Jodi yang menetes keluar dari vagina-nya saat dia berdiri.
Roy turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.

back to top